Selasa, 21 Januari 2014

Doa Untuk Secangkir Kopi di Bawah Derasnya Hujan

Di bawah derasnya hujan
seorang anak perempuan merasuki kepalaku
menyetel piringan yang mengingatkan pelukan
Ia sudah rindu untuk menangis haru

Di bawah derasnya hujan
sebuah doa memilih mati bunuh diri
Ia lelah selalu menari
untuk memintal permohonan.

Di bawah derasnya hujan
secangkir kopi mendongeng tentang angan
tentang gadis yang merobek kesetiaan
cangkir kopi itu menceritakan pertemuan
kemudian ia menghitung mundur perpisahan.

Lima, empat, tiga, dua, satu.

Di bawah derasnya hujan
semoga cangkir kopi itu diberkati Tuhan
wajahnya pucat pasi karena mulai mati perlahan
semesta mengaminkan.

Rabu, 15 Januari 2014

Menyesalkah Kau?

Kau menjajakan kepalamu pada lingkar leherku.
Tidak peduli sorot mataku menjerit.
Jemarimu tergesa-gesa mencekik leher sedotan es coklat yang ingin segera larut mati.
Tak ada cinta di sana, hanya rindu yang menguap seiring bibirmu yang terburu-buru melenyapkan sisa coklat di gelas bening yang tak peduli keberadaan kita.

Sudah lama kita tak berjumpa, entah sudah berapa purnama.
Yang kuingat terakhir kali darimu adalah air mata beserta ucapan maaf dan selamat tinggal.
Tak ada lagi yang kuingat selain itu, sebab seorang laki-laki telah menunggumu di balik kendaraan roda empat, sambil tersenyum penuh kemenangan.

Kemudian suatu hari kau menghubungiku dengan kabar basi, yang akhirnya mengantar kita ke sini, di sebuah kedai kopi.

Kini kau kembali dari pecundang itu, menyesalkah kau? Jahanam.

Secangkir Kopi Hitam

Fotor01153291

sumber

Adakah yang lebih pahit dari rasa kopi hitam?

"Ini mas, silahkan dinikmati kopinya," ucap seorang barista yang menaruh secangkir kopi hitam pesananku ke meja berwarna oranye tempat kedua tanganku direbahkan sambil tersenyum ramah ke arahku.

"Iya, terima kasih mas," balasku singkat.

Rabu, 08 Januari 2014

Percakapan Tengah Malam

Image

Aku mulai menulis kalimat ini tepat pada pukul 2:22 pagi. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pikiranku sepagi ini, isi kepalaku hanya kamu, kamu, dan kamu lagi. Kurasa barisan tombol huruf laptop-ku sudah sangat bosan dan jengah karena tombol huruf K, A, M, dan U, sudah terlalu sering kupencet. Karena nantinya kata 'kamu' akan kupasangkan pada sebait puisi atau sajak, yang bertemakan tentangmu, tentunya.

Mungkin aku sedang didatangi rindu (lagi).

*Ada pesan Blackberry Mesenger masuk*

Minggu, 05 Januari 2014

Kenapa Ragu dan Takut?

tumblr_m1l0wmuF1v1qfx0emo1_500

sumber

Kita pernah menjadi seorang pengecut, benar bukan? Terlalu lama berpikir dan terjebak pada pilihan 'Ya' dan 'Tidak', dan akhirnya, kita tidak memilih dua-duanya.

Selama napak tilas 20 tahun kehidupan ini, dari zaman pertama kali gue jatuh cinta pas umur 15 tahun hingga sekarang, sering banget gue lebih memilih memendam perasaan gue daripada mengungkapkannya.

Kenapa?